Jumat, 09 Desember 2011

potensi pariwisata lampung

Pesona Wisata Lampung

E-mail   Email Berita
Cetak  Print Berita
PDF  PDF Berita
Oleh Adam Muakhor (Staf Bidang Fisik Bappeda Kota Metro)
Pariwisata sebagai subsektor ekonomi, merupakan industri terbesar dan tercepat pembangunannya di dunia. Sektor pariwisata telah menjadi industri yang sangat prospektif dan kompetitif di abad 21 ini. Fenomena tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa kemajuan teknologi serta semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat telah mendorong pertumbuhan yang sangat pesat pada angka mobilitas wisatawan internasional dari tahun ke tahun. Organisasi Pariwisata Dunia (WTO, 1997) memperkirakan, terjadinya angka pergerakan wisatawan pada 2005 mencapai 850 juta wisatawan.
SEKTOR pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting di Provinsi Lampung. Hal ini disebabkan pariwisata merupakan salah satu primadona dalam meningkatkan pendapatan daerah. Sebab, Lampung sangat kaya akan potensi objek wisata alam. Secara geografis, provinsi ini terletak pada daerah topografi yang terdiri gunung-gunung, dataran tinggi, bukit, dan pantai yang menghadap teluk Lampung. Selain itu, juga telah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata (DTW) yang ke-18. Lampung memiliki beberapa kawasan yang berpotensi (ditinjau dari perspektif kepariwisataan) guna dikembangkan menjadi daerah objek tujuan wisata karena didukung topografi tinggi berbukit dan dataran rendah dekat dengan pantai yang diarahkan sebagai kawasan pendukung pariwisata. Hal ini sangat besar potensinya sebagai daya tarik investor di bidang pariwisata dan daya tarik turis domestik serta mancanegara.
Kawasan peruntukan pariwisata Lampung terdapat di Lambar, Tanggamus, Bandarlampung, Lamsel, Lamtim, dan Pesawaran. Kawasan ini memiliki beberapa jenis wisata yang dapat dijadikan sebagai objek tujuan, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Berdasarkan pengelolaannya, jenis wisata tersebut di antaranya, pertama, wisata alam memiliki potensi berupa rekreasi alam (pantai, pegunungan, danau, dan air terjun) serta minat khusus (mobil dan motor off-road, paragliding dan gantole, arung jeram, Treking, juga pengamatan satwa liar). Kedua, wisata bahari memiliki potensi berupa minat khusus (selam, mancing, snorkeling, dan surfing).
Ketiga, wisata budaya memiliki potensi berupa wisata sejarah (situs masa prasejarah, Islam, Hindu, dan Budha, serta prasasti batu tulis Kerajaan Sriwijaya). Kemudian wisata ziarah (makam Radin Intan II, makam raja-raja, makam Islam, dan gua Maria). Keempat, wisata buatan memiliki potensi berupa wisata museum (Museum Lampung dan Gedung Juang 45); wisata monumen (Menara Siger dan Monumen Krakatau); wisata taman rekreasi (Taman Bumi Kedaton dan Taman Budaya Lampung); dan wisata resort (Resort Kalianda). (RTRW Provinsi Lampung 2009–2029).
Dari sekian banyak jenis wisata, objek tujuan wisata unggulan provinsi ini yang sudah dikenal luas masyarakat hingga mancanegara di antaranya, pertama, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), merupakan suaka alam dengan luas 126.000 ha yang dijadikan sebagai kawasan lindung pusat pelatihan gajah yang berada di Desa Karangsari, Lamtim. Kedua, Pantai Tanjung Setia Krui, merupakan pantai yang berada di Krui, Lambar, yang memiliki pemandangan indah sebagai tempat ideal untuk berselancar atau surfing. Pantai ini kerap didatangi wisatawan dari luar negeri. Konon, ombak yang dimiliki lebih baik dibanding Bali dan tempat surfing lainnya di dunia. Ketiga, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Kawasan ini berada di Lambar dan merupakan taman nasional terbesar ketiga di Sumatera. Luasnya sekitar 358.000 ha, membentang adari ujung selatan Lampung hingga ujung selatan Provinsi Bengkulu. Potensi wisata alam ini mulai dari Gunung Pesagi di Belalau, Jungle Run, Air Terjun Sepapa Kiri di Kubu Perahu, dan Arum Jeram Way Besai.
Keempat, Danau Ranau. Lokasinya di Desa Lumbok, Sukau, Lambar, dan merupakan danau terbesar kedua di Sumatera dengan luas 44 km2 yang dikelilingi perbukitan serta Gunung Seminung. Aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata ini di antaranya berperahu, berenang, memancing, menikmati suasana alam dan tenangnya danau, serta kicauan burung. Kelima, Teluk Kilauan. Objek wisata ini berada di Tanggamus. Di sekitarnya terdapat pantai berpasir putih tempat penyu-penyu bertelur dan bukit batu karang. Di tempat ini juga merupakan jalur lintasan lumba-lumba. Mulai dari gugusan Cengkalik ke selatan sampai Cuku Kemantara. Selain itu, juga terdapat Pulau Kilauan. Di sekitarnya adalah tempat ideal untuk menyelam, snorkeling, memancing, berselancar, dan berperahu melihat lumba-lumba.
Konsep Pengembangan Wisata
Konsep pengembangan pariwisata harus saling terintegrasi dan komperehnsif. Selain meningkatkan PAD, lebih ditekankan lagi untuk mengembangkan dan mengutamakan pemberdayaan ekonomi lokal, eksplor potensi daerah, serta memaksimalkan pembangunan. Sebelum rencana pengembangan pariwisata dilakukan, langkah pertama berupa deliniasi terhadap objek wisata. Sehingga, diperoleh dan diketahui level pengembangannya masing-masing, karena akan bersinergi dengan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung lain, serta pendanaan dan kelembagaan nantinya.
Dalam pengembangan dan pengelolaan, sektor pariwisata perlu dikelola secara nonkonvensional. Yaitu dengan menampilkan secara aktif peran masyarakat di sekitar wilayah wisata; wisatawan; akses menuju objek wisata; serta perbaikan sarana-prasarana, termasuk pendidikan perhotelan dan perjalanan wisata bagi remaja, baik secara formal, nonformal, maupun informal.
Strategi pengembangan pariwisata Lampung diarahkan untuk pengembangan potensi wisata alam dengan menekankan kegiatan perjalanan wisata yang aktif. Di mana, wisatawan terlibat secara fisik dan emosional dalam suatu kegiatan tertentu, bukan sekadar perjalanan wisata pasif. Sehingga, pengembangan pariwisata Lampung tidak semata-mata pada kegiatan berwisata yang mengandung aktivitas secara fisik. Tapi juga pengkayaan wawasan pengetahuan (gaining insight).
Beberapa rencana pengembangan wisata yang akan dilakukan oleh provinsi ini di anataranya, pertama, pengembangan wisata alam dikembangkan di Lingkar Curup; Kawasan Gunung Betung; Tirta Gangga; Way Tebabeng; dan Terpadu Lombok–Ranau, Kecamatan Sukau, Lambar. Kedua, wisata buatan (man made) dikembangkan di Waduk Way Rarem (Bukitkemuning). Ketiga, wisata bahari dikembangkan di sepanjang pesisir Lampung, khususnya sepanjang pesisir Barat Sumatera. Keempat, peningkatan fungsi bandar udara khusus Belimbing di Lambar guna menunjang kegiatan pariwisata. Kelima, pengembangan kawasan Krakatau yang merupakan world heritage. (RTRW Provinsi Lampung 2009–2029).
Mengemas Paket Wisata
Salah satu upaya dalam menjual objek-objek yang masih dalam tahap perkembangan tersebut adalah melalui paket wisata. Sebab, dalam suatu paket wisata memungkinkan penawaran berbagai jenis objek dan daya tarik wisata dengan bertumpu pada beberapa objek utama yang telah dikenal serta sangat diminati wisatawan. Daya tarik objek utama itu dapat menjadi daya tarik kolektif wilayah pengembangan yang bersangkutan dalam rangka mengembangkan objek-objek potensial lainnya, sehingga mempercepat perkembangan objek-objek tersebut.
Melalui paket wisata, bentuk perjalanan wisata dapat dilakukan secara berkelompok. Baik massal maupun kelompok-kelompok kecil serta individu. Selain itu, perjalanan berwisata juga lebih terstruktur dengan tujuan yang jelas dan pelayanan fasilitas sesuai kebutuhan.
Menurut Yoeti dalam Tours and Travel Marketing (2003: 168), terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam perencanaan paket wisata, yaitu: alasan wisatawan melakukan perjalanan, objek yang dipilih adalah objek yang disukai, lama tinggal wisatawan akan mempengaruhi biaya perjalanan, besarnya biaya yang ditanggung wisatawan serta akomodasi dan jenis pelayanan lain yang diinginkan oleh wisatawan. Paket wisata dibuat berdasarkan kenyataan bahwa suatu objek yang ditawarkan memiliki daya tarik khas yang diminati oleh wisatawan.
Dengan demikian, terdapat beberapa unsur yang akan memengaruhi perkembangan variasi objek dalam penawaran paket wisata, antara lain adanya potensi keragaman objek yang khas, minat wisatawan sesuai potensi jenis objek yang tersedia, serta ketersediaan fasilitas pendukung dan penyamaan visi antara penyelenggara perjalanan wisata dengan pemerintah daerah dalam pengembangan suatu destinasi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang diungkapkan oleh Yoeti di atas, dapat dikatakan, paket wisata akan menguntungkan jika disusun sesuai tren peminatan wisatawan yang menjadi target pasar. Sehingga, objek-objek yang ditawarkan mencerminkan objek-objek yang laku untuk dijual. Dengan demikian, pola paket wisata yang terbentuk adalah pola yang menguntungkan. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes